Laman

Selasa, 07 Juni 2011

N A T A

N A T A
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako

Dalam Bahasa :
Bahasa Indonesia ;
Didalam bahasa Indonesia NATA adalah berarti Baginda Raja atau Tuanku Besar. Bila dibaca Sejarah dan Adat Istiadat Ranah ( SAIR ) Nata bahwa di Ranah Nata terdapat 6 buah kerajaan besar dan beberapa kerajaan kecil yang mempunyai lk.50 orang Baginda Raja atau Tuanku Besar. Adapun raja- raja tersebut adalah sebagai berikut ;
a).Kerajaan Malako di Padang Malako dan Kampuong Bukik di Palak Taleh , Ranah Nata


01.Datuk Imam Basya dari Kerajaan Ujung Gading, Air Bangis, Sumatera Barat.
02.Datuk Basya nan Tuo, anak Puti Ratiah
03.Datuk Basya nan Mudo, anak Puti Ratiah
04.Datuk Tama Musi Tuanku nan Kusuik, anak Puti Gumila.
05.Tuanku Sutan Sailan, anak Puti Tuo.
06.Tuanku Sutan Iskandar Gembok, anak Puti nan Kalam.
07.Tuanku Si Hintan, anak Puti nan Kalam.
08.Ratu Puti Junjuongm Nai Mangatas, anak Mangaraja Uhum.
09.Tuanku Sutan Muhammad Nata, anak Puti Junjuong.
10.Tuanku Rajo Hidayat, anak Puti Junjuong.
11.Tuanku Sutan Marah Ahmad Pansiun, anak Puti Gamdam Dewi.
12.Tuanku Muhammad Shaleh, anak Puti Sari Padang.
13.Tuanku Sutan Sri Dewa, anak Sutan Oseman.

b).Kerajaan Linggobayu di Simpang Bajambah di Linggobayu , Ranah Nata
14.Rajo nan Sutan/ Indra Sutan dari Indopuro, Sumatera Barat.
15.Tuanku Bandaharo, dari Indopuro, Sumatera Barat.
16.Tuanku Rajo Gunuong, dari Indopuro, Sumatera Barat.
17.Tuanku nan Mudo, anak Tuanku Rajo Gunuong
18.Tuanku Bagindo, anak Puti Baruaci
19.Tuanku Rajo Bujang, anak Puti Baruaci
20.Tuanku Sembah Alam Marahimpun, anak Si Kambuik
21.Tuanku H.Sutan Muhammad Amin, anak Tuanku Marah Himpun
22.Tuanku H.Sutan Muhammad Zahab, anak Raden Ayu Siti Hawa.

c).Kerajaan Batahan di Kampuong Godang dan Sopo Balo di Batahan , Ranah Nata
23.Ratu Puti Bulan Tersingit, dari Kerajaan Pidoli Lombang Panyabungan.
24.Tuanku Sutan Gagar Alam, anak Ratu Puti Bulan Tersingit.
25.Tuanku Ahmad Diraja Sotu , anak Naratap Intan Baiek.
26.Tuanku H.Abdur Rahman, anak Dan Dam.
27.Tuanku Muhammad Basyir Sutan Mulias Raja, anak Sutan Bainun.
28.Tuanku Abdul Muluk Sutan Bandaro Rajo, kemenakan Tuanku H.Abdur Rahman.
29.H.Sutan Amir Tuanku Oji, anak H.Sutan.
30.Muhammad Yunus Sutan Maharajo Adat.
31.Hasan Rancak Sutan Marah Alam Dunie, anak Fathimah Nuri.

d). Kerajaan Singkuang di Bukik Si Norpi di Singkuang , Ranah Nata
32.Raja Jalumuik dari Muara Batang Gadis , Panyabungan
33.Raja Merangkat dari Muara Batang Gadis, Panyabungan
34.Raja Sakban Jasa Murung, anak Raja Jalumuik
35.Raja Lukman Jandi Mora , anak Raja Merangkat
36.Raja Tohar Daulay, anak Sakban Jasa Murung.

e). Kerajaan Kinondom di Simpang Sao, Bintuas , Ranah Nata
37.Rajo Sutan Tiansyah dari Bangkahulu
38.Rajo Sutan Makhutur
39.Rajo Nazir
40.Rajo Tuo.
41.Rajo Mudo Maramik

f).Kerajaan Lubu di Simpang Talam, Batu Gajah , Ranah Nata.
42.Rajo Angkola Si Hitam Lidah dari Muara Sipongi, bermakam di Patiluban.
43.Rajo Baduraman ,bermakam di Batu Gajah
44.Rajo Baduralam , bermakam di Batu Gajah
45.Rajo Si Poncan , bermakam di Lancat
46.Rajo Nali Marah Sutan, bermakam di Batu Gajah

Disamping beberapa Raja-raja kecil diberbagai kerajaan kecil yang bertebaran dalam ulayat Ranah Nata sekitarnya.

II.Bahasa Arab :

Didalam bahasa Arab >Nata itu artinya “bukit kecil“ atau “onngokan anak gunung“. Sebutan ini diberikan oleh Ibnu Bathuthah ketika datang pada tahun 1325 – 1345 disebabkan oleh kesaksiannya melihat suatu proses hukuman terhadap seorang terhukum dengan hukuman dera diatas sebuah bukit kecil yang sampai sekarang bernama “ BUKIK BANDERA “, pergeseran dari nama semula yaitu bukik mandera ( bukit tempat mendera ). Itulah asal dari sebutan “ RANAR NATA “ yang berarti “Jeritan di atas bukit kecil “ yaitu rintihan dari terhukum tersebut yang di dengar oleh Ibnu Bathuthah. Dari sisi lain kita juga menyaksikan beberapa Nata (bukit kecil) yang berderet di sepanjang pantai Ranah Nata seperti Bukik Sikarakara di Sikarakara, Bukik Lansano, Bukik Kayubatu, Bukik Batu Kurisi di Jambuo Rao ,Bukik Malintang di Buburan , Bukik Sinanggalah di Batahan, Bukik Talena, Bukik Tamieng di Pulau Tamang ,Bukik Sinata di Taluok Sinata dan lainnya.


III. Bahasa Latin :

Didalam bahasa Latin kata Nata berarti kelapa atau isi buah kelapa, sebab sekarang sebutan Nata de Coco adalah “ air kelapa bersama isinya “ yang di Ranah Nata disebut “ ayie karambie mudo “.Di Ranah Nata banyak terdapat tanaman kelana di sepanjang Pantai Barat Madina dan juga dipedalaman seperti Kampuong Tangah, Kampuong Godang, Padang Malako pada zaman dulunya.
Tahukah anda bagaimana cara membuat Nata de Coco dan sampai dimana pelaksanaannya ?
Simak sebuah tulisan dibawah ini !
http://id.wordpress.com/tag/nata-de-cassava/Tim Cassava di Web TIP UGM
Posted on Juni 12, 2008 by natadecassava
Innovative Entrepreneurship Challenge ITB adalah lomba inovasi bisnis bagi mahasiswa seluruh indonesia. Pertama kali dilaksanakan pada tahun 2005-2006 untuk mendorong mahasiswa seluruh indonesia mencurahkan bakat, ide, dan usahanya untuk membentuk usaha baru dari inovasi yang mereka hasilkan. Diharapkan dari lomba ini lahir perusahaan-perusahaan baru yang terdepan dalam bidangnya.
Berikut ini adalah tim pemenang 10 besar IEC 3 ITB :
1. Chocolaa Food Manufacture
2. Dwi Rasindo Co.
3. F1kopy
4. FFS Company
5. La Tisha Beauty Co
6. MIY Corp.
7. Natta De Cassava
8. NUCI Makmur Sentosa
9. PT Jaya Pangan Sejahtera
10. WedOcaR
Tim Natta De Cassava dan NUCI Makmur Sentosa ini merupakan kelompok mahasiswa Teknologi Industri Pertanian FTP UGM. Tim NUCI Makmur Sentosa yang beranggotakan Arini Kusumaningtyas (TIP 05), Rosa Amalia S (TIP 06), dan Bunga Heni S (TIP 06) membuat produk gula semut. Sedangkan Kelompok Natta De Cassava yang beranggotakan N. Kartika Indah M (TIP 05), Indra (Biologi 05) dan Farid (Ilmu Ekonomi 05) membuat produk Nata yang hasilkan dari limbah tapioka. Tim-tim ini diuji melalui kemampuan untuk membuat Business Plan dan mempresentasikannya di hadapan tim juri.
Prestasi membanggakan di ajang IEC bukan kali pertama diraih oleh tim dari mahasiswa TIP. Pada tahun 2006, kelompok Dream Corporation dengan diketuai Andi Bagus (TIP 03) membuat EsKrim Yoghurt juga mampu unjuk gigi bersama tim mahasiswa kreatif lainnya dari seluruh Indonesia.
Mari dukung terus prestasi mahasiswa melalui ajang-ajang kreatif bergengsi seperti ini.
Sumber : TIP UGM
Filed under: Nata de Cassava
·Nata de Cassava
Nata de Cassava dibuat dengan fermentasi bertingkat secara mikrobiologis. Bahan baku yang digunakan dapat berupa ketela, limbah padat maupun limbah cair. Pada limbah cair untuk pembuatan nata dapat langsung ditambahkan sedikit gula dan stater Acetobacter xylinum karena sudah mengandung gula (glukosa).
Logo Nata de Cassava
Membuat Nata de Coco
Nata de Coco merupakan makanan pencuci mulut (desert). Nata de Coco adalah makanan yang banyak mengandung serat, mengandung selulosa kadar tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan dalam membantu pencernaan.
Kadungan kalori yang rendah pada Nata de Coco merupakan pertimbangan yang tepat produk Nata de Coco sebagai makan diet. Dari segi penampilannya makanan ini memiliki nilai estetika yang tinggi, penampilan warna putih agak bening, tekstur kenyal, aroma segar. Dengan penampilan tersebut maka nata sebagai makanan desert memiliki daya tarik yang tinggi. Dari segi ekonomi produksi nata de coco menjanjikan nilai tambah. Pembuatan nata yang diperkaya dengan vitamin dan mineral akan mempertinggi nilai gizi dari produk ini.

Nata de Coco dibentuk oleh spesies bakteri asam asetat pada permukaan cairan yang mengandung gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain. Beberapa spesies yang termasuk bakteri asam asetat dapat membentuk selulosa, namun selama ini yang paling banyak dipelajari adalah Acetobacter xylinum. Bakteri Acetobacter xylinum termasuk genus Acetobacter. Bakteri Acetobacter xylinum bersifat Gram negatip, aerob, berbentuk batang pendek atau kokus.

Pemanfaatan limbah pengolahan kelapa berupa air kelapa merupakan cara mengoptimalkan pemanfaatan buah kelapa. Limbah air kelapa cukup baik digunakan untuk substrat pembuatan Nata de Coco. Dalam air kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri penghasil Nata de Coco. Nutrisi yang terkandung dalam air kelapa antara lain : gula sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam antara lain Mg2+ 3,54 gr/l, serta adanya faktor pendukung pertumbuhan (growth promoting factor) merupakan senyawa yang mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri penghasil nata (Acetobacter xylinum).
Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh Acetobacter xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa metabolit diantaranya adalah selulosa yang membentuk Nata de Coco. Senyawa peningkat pertumbuhan mikroba (growth promoting factor) akan meningkatkan pertumbuhan mikroba, sedangkan adanya mineral dalam substrat akan membantu meningkatkan aktifitas enzim kinase dalam metabolisme di dalam sel Acetobacter xylinum untuk menghasilkan selulosa.
Dengan perrtimbangan diatas maka pemanfaatan limbah air kelapa merupakan upaya pemanfaatan limbah menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Fermentasi Nata de Coco dilakukan melalui tahap-tahap berikut:

Persiapan bahan dan alat :
· Pemeliharaan biakan murni Acetobacter xylinum
· Pembuatan starter
· Fermentasi
· Pemanenan
· Pengolahan
· Pengemasan
Proses Pembuatan

Peralatan yang diperlukan:
1. Kompor
2. Panci untuk merebus media / air kelapa
3. Gelas ukur besar 1liter dan 250 mililiter
4. Pengaduk
5. Pisau pengiris nata
6. Plastik kemasan 1/2 kg
7. Saringan air kelapa/ ayakan tepung
8. Nampan/ wadah untuk fermentasi
9. Kain putih/mori untuk penutup 3 m
10.Tali pengikat/karet
11.Ember/baskom perendam/pencuci
12.Timbangan kue
13.Sealing cup ukuran aqua gelas

Bahan yang diperlukan:
1. Air kelapa 25 liter
2. Gula pasir 2,5 kg
3. Asam cuka (asam asetat 25%)/asam cuka dapur 400 mili liter
4. Urea 25 g
5. Sirup rasa dan warna disesuaikan kesukaan masyarakat
6. Kap gelas (ukuran aqua gelas)
7. llumunium foil satu gulung
8. Sendok plastik

Pemeliharaan Kultur Murni Acetobacter xylinum
Biakan atau kultur murni Acetobacter xylinum diperoleh di laboratorium Mikrobiologi Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Bogor. Kultur tersebut tumbuh pada media Hassid Barker. Koleksi kultur dapat dalam bentuk kering beku dalam ampul, maupun dalam bentuk goresan dalam agar miring (slant agar). Koleksi kultur dalam bentuk kering beku dalam ampul dapat bertahan hidup bertahun-tahun tanpa peremajaan. Sedangkan koleksi kultur dalam agar miring perlu peremajaan setiap 2-3 bulan. Kebanyakan koleksi kultur pemeliharaannya dengan cara peremajaan dilakukan pada media agar miring.
Pemeliharaan koleksi kultur yang dimiliki dapat dilakukan dengan cara: pembuatan media Hassid Barker Agar (HBA) dalam tabung reaksi dan peremajaan kultur setiap 2-3 bulan. Komposisi media HBA adalah sebagai berikut: sukrosa 10%, (NH4)2SO4 0,6 g/L, K2HPO4 5,0 g/L, ekstrak khamir 2,5 g/L 2 % asam asetat glasial, agar difco 15 g/L . Media HBA dimasukkan kedalam tabung reaksi dan disterilkan dalam autoclave 121 oC, 2 atm, selama 15 menit. Media dalam tabung reaksi masih panas diletakkan mring hingga membeku untuk menghasilkan media agar miring. Peremajaan dapat dilakukan dengan cara menggoreskan 1 ose kultur kedalam media agar miring yang telah dipersiapkan. Kutur baru diinkubasi pada suhu kamar, selama 2-3 hari. Kultur akan tumbuh pada media HBA miring dengan bentuk sesuai alur goresan. Kultur yang terlah diremajakan siap untuk kultur kerja, dan sebagian disimpan untuk kultur simpan atau kultur stok (Stock Culture).

Persiapan Substrat
Sustrat adalah media pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum, bentuk cair yang didalamnya mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum, untuk menghasilkan Nata de Coco.

Cara penyiapan substrat untuk pembuatan Nata de Coco dengan bahan baku air kelapa ádalah sebagai berikut; air kelapa yang diperoleh dari pasar disaring dengan menggunakan kain saring bersih. Ke dalam air kelapa ditambahkan sukrosa (gula pasir) sebanyak 10% (b/v). Gula ditambahkan sambil dipanaskan, diaduk hingga homogen. Urea (sebanyak 5 gram urea untuk setiap 1 liter air kelapa bergula yang disiapkan) ditambahkan dan diaduk sambil didihkan. Substrat ini didinginkan, kemudian ditambah asam acetat glacial (asam cuka ) sebanyak 2% atau asam cuka dapur 25% (16 ml asam asetat untuk setiap 1 liter air kelapa). Substrat disterilkan dengan cara dimasukkan dalam outoclave pada suhu 121 oC, tekanan 2 atm, selama 15 menit (atau didihkan selama 15 menit).

Penyiapan Starter
Starter adalah bibit Acetobacter xylinum yang telah ditumbuhkan dalam substrat pertumbuhan kultur tersebut sehingga populasi bakteri Acetobacter xylinum mencapai karapatan optimal untuk proses pembuatan nata, yaitu 1 x 109 sel/ml. Biasanya kerapatan ini akan dicapai pada pertumbuhan kultur tersebut dalam susbtrat selama 48 jam (2 hari).

Penyiapan starter adalah sebagai berikut: substrat disterilkan dengan outoclave atau dengan cara didihkan selama 15 menit. Setelah dingin kira-kira susu 40 oC, sebanyak 300 ml dimasukkan ke dalam botol steril volume 500 ml. Substrat dalam botol steril diinokulasi (ditanami bibit bakteri Acetobacter xylinum) sebanyak 2 ose (kira-kira 2 pentol korek api), bibit Acetobacter xylinum. Substrat digojog, sebaiknya menggunakan shaker dengan kecepatan 140 rpm ( secara manual digojog setiap 2-4 jam ). Starter ditumbuhkan selama 2 hari, pada suhu kamar.

Fermentasi
Fermentasi adalah suatu proses pengubahan senyawa yang terkandung di dalam substrat oleh mikroba (kulture) misalkan senyawa gula menjadi bentuk lain (misalkan selulosa / Nata de Coco), baik merupakan proses pemecahan maupun proses pembentukan dalam situasi aerob maupun anaerob. Jadi proses fermentasi bisa terjadi proses katabolisme maupun proses anabolisme.

Fermentasi substrat air kelapa yang telah dipersiapkan sebelumnya prosesnya sebagai berikut; substrat air kelapa disterilkan dengan menggunakan outoclave atau dengan cara didihkan selama 15 menit. Substrat didinginkan hingga suhu 40oC. Substrat dimasukkan pada nampan atau baskom steril dengan permukaan yang lebar, dengan kedalaman substrat kira-kira 5 cm. Substrat diinokulasi dengan menggunakan starter atau bibit sebanyak 10 % (v/v). Substrat kemudian diaduk rata, ditutup dengan menggunakan kain kasa. Nampan diinkubasi atau diperam dengan cara diletakan pada tempat yang bersih, terhindar dari debu, ditutup dengan menggunakan kain bersih untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Inkubasi dilakukan selama 10 – 15 hari, pada suhu kamar. Pada tahap fermentasi ini tidak boleh digojok. Pada umur 10-15 hari nata dapat dipanen.

Proses Pengolahan Nata de Coco
Nata de Coco yang dipanen pada umur 10-15 hari, dalam bentuk lembaran dengan ketebalan 1 - 1,5 cm. Nata de Coco dicuci dengan menggunakan air bersih, diiris dalam betuk kubus, dicuci dengan menggunakan air bersih. Nata de Coco direndam dalam air bersih selama 2-3 hari. Agar rasa asam Nata de Coco hilang perlu direbus hingga selama 10 menit. Hingga tahap ini telah dihasilkan Nata de Coco rasa tawar.

Untuk menghasilkan Nata de Coco siap konsumsi yang memiliki rasa manis dengan flavour tertentu perlu dilakukan proses lanjut. Nata de Coco direbus dalam air bergula. Penyiapan air bergula dengan cara menambahkan gula pasir sebanyak 500 gr ke dalam 5 liter air ditambahkan vanili atau flavour agent lain untuk menghasilkan valour yang diinginkan. Potongan Nata de Coco bentuk dadu dumasukkan kedalam air bergula selanjutnya direbus hingga mendidih selama 15 menit. Nata de Coco didingankan dan siap untuk dikonsumsi.

Pengemasan

Kemasan merupakan aspek penting dalam rangka menghasilkan produk Nata de Coco untuk keperluan komersial. Dengan demikian proses pengemasan perlu dilakukan secara teliti dan detai prosesnya sehingga menghasilkan nilai tambah yang optimal dari manfaat dan tujuan pengemamasan tersebut.
Kemasan terhadap produk Nata de Coco memiliki tujuan seabagai berikut:
a. Mengawetkan produk agar bertahan lama tidah rusak.
b. Memberikan sentuhan nilai estetika terhadap produk sehingga memiliki daya tarik yang lebih tinggi.
c. Meningkatkan nilai tambah secara ekonomi terhadap produk.
d. Memudahkan proses penyimpanan dan distribusi produk.

Pengemasan dapat dilakukan dengan kemasan yang sederhana dengan menggunakan kantung plastik kemasan dengan usuran bervariasi ½ kg, 1 kg dan seterusnya sesuai dengan keperluan pasar bila pengemasan bertujuan untuk komersial. Kemasan dapat pula dilakukan dengan menggunakan kemasan cup plastik, ukuran aqua cup atau yang lebih besar. Ragam bentuk dan ukuran sangat ditentukan oleh kebutuhan pasar.

Untuk menghasilkan kemasan yang baik dengan mempertimbangkan keawetan produk yang dihasilakan perlu diperhatikan hal-hal sabagai berikut:
a. Kemasan harus bersih atau steril.
b. Isi kemasan diusahakan penuh agar tidak ada udara tersisa dalam kemasan sehingga mikroba kontaminan tidak tumbuh.

Proses pengemasan produk Nata de Coco dapat dilakukan sebagai berikut; Nata de Coco yang telah direbus dengan penambahan gula dan flavouring agent tertentu didinginkan hingga suhu 40 oC (suma-suam kuku). Produk tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam kemasan plastik atau cup secara aseptik untuk menghindari contaminan. Pengisian produk kedalam kemasan harus penuh agar tidak tersisa udara dalam kemasan sehingga mikroba kontaminan tidak bisa tumbuh. Kemasan selanjutnya ditutup dengan menggunakan sealer. Setelah pengemasan selesai produk dimasukkan dalam air dingin hingga produk menjadi dingan dan segera ditiriskan. Selanjutnya produk yang telah dikemas dan didistribusikan atau disimpan dalam penyimpan berpendingin agar tetap segar dan lebih awet

Dalam Nama :
Nata
From Wikipedia, the free encyclopedia
Jump to: navigation, search
Nata could refer to:
Locations:
·Nata, Cyprus
·Natá, Panama
·Nata, Botswana
·Nata Island, Greece

Foods:
·Cajeta, a Mexican dessert or confection typically from burnt goat's milk (leche quemada)
·Gordita de Nata, a Mexican pastry made in soft or toasted variations
·Nata de coco, a jelly-like food common in East and Southeast Asia
·Pastel de nata, a Portuguese delicacy
Other:
·Nata, a Daoist protection deity
·National Athletic Trainers' Association a professional membership association for certified athletic trainers
·New Approach to Appraisal a framework for assessing transport projects and proposals in the United Kingdom
·National Association of Testing Authorities, Australia
·tryptophan analogue N-acetyl-tryptophanamide
Nata, Paphos
From Wikipedia, the free encyclopedia
  (Redirected from Nata, Cyprus)
Jump to: navigation, search
For other uses, see Nata (disambiguation).
Nata is a small village in the Paphos area of southwest Cyprus. It is a small relatively unspoilt traditional village situated on the south-eastern hillside of the Xeros River Valley with approximately 300 residents that is slowly growing due to the number of foreigners wanting to live there. The valley is green in winter but brown in summer. The Xeros river usually flows during the rainy season and is dry in summer, although it can sometimes flow in the summer if there has been heavy rain in the mountains[citation needed].
It has views to the Mediterranean sea and Troodos Mountains. It is approx 20 minutes from the centre of the town of Paphos and about 10 minutes to the sea. There is an international airport approx 15 minutes from Nata.
The biggest dam in Paphos starts at Nata and supplies water to the majority of Paphos District which has a population of 76,100.[1]
The village has a traditional village restaurant known as Perikli's tavern and about 4 traditional cafes.
It has numerous festivities during the year especially during mid August for Panagias (Greek: Παναγία) day which are festivities relating to the Virgin Mary.It has a beautiful church called St. Nicholas (Greek: Άγιος Νικόλαος , Agios Nikolaos) in the centre of the village and another Church under renovation built around the 14th century which is heritage listed.
Many persons left the Village in the 1950's & 60's where conditions were harsh and little opportunity existed. Most moved to Australia mainly to Melbourne and Perth. Some went to Germany, England, South Africa and Canada where they have prospered and educated their children who greatly contributed to the development of their adopted countries.
Natá, Coclé
From Wikipedia, the free encyclopedia
(Redirected from Natá)
Jump to: navigation, search
Natá is a small city on the Pan-American Highway in the Coclé province of Panama. The population is about 6,000 residents. The small town has a primary school, high school, bank, post office, and pharmacy.
The town is the oldest surviving town in Panama, having been founded by the Spanish on May 20 1522.[2]
It is home to a church which claims to be the oldest church still in "Tierra Firma". The church was thought to be built when Spanish invaders originally came through Central America conquering the Native Indian tribes. The church is believed to be from the 16th century. Currently, the church is in good condition, the roof was recently repaired with Nispero an extremely hardy and insect proof wood. thanks to care from the residents and frequent restorations. The church is used by residents of Natá every day for Catholic mass and festivals for the town.
The closest larger city is Penonomé. The city of Aguadulce is about 10 kilometers away. The beach is about 30 minutes away. Panama City is 176 kilometers from Natá.
Nata, Botswana
From Wikipedia, the free encyclopedia
Jump to: navigation, search
Location of Nata
Nata is a village in Central District of Botswana. It is located in the northern part of the district, and is served by Nata Airport. The population was 4150 in 2001 census.[1] The village of Nata lies along the Nata River which carries its rainy season flow to the Makgadikgadi Pans, a seasonal hypersaline lake.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar