PERMATA
PERMAINAN REMAJA NATA
Oleh : Shaff Ra AlisyahbanaLUKAH GILO
Permianan ini adalah berasal dari Angku Abdul Halim Pandeka yaitu sebuah bubu yang dibuat menari-nari. Bubu didirikan dan diberi berpakaian seperti baju dan kupiah. Pemain melibaskan sepotong rotan ke lantai sambil menyanyikan lagu :
Sip ……..lukah ………asip )
Gilo …… lukah …… gilo ) 2 x
Indak bamban panjalin lukah
Tibo di lukah banyak abaginyo
Abagi – bagai tumbuoh di pagai
Kalapo tumbuoh di matonyo
Sungguoh batanyo ka nan langkei
Sungguoh bak nio bak katonyo
Anak singiang – ngiang rimbo
Basarang di buku tabu
Sungguoh bak nian bak katonyo
Kito baduo sajo tau
Pisang sasikek duo sikek
Sasikek di ateh abun
Anak bujang jolong ba ikek
Sungguoh bak bungo kambang alun
BABIBI-BIBI
Acara ini dimainkan oleh para wanita muda di siang hari dalam acara Tunghun Ka Ayie yaitu hari pertama si bayi Menginjakkan kakinya ke tanah. Babibibibi disenbandungkan para kaum ibu dengan irama kesenian daerah pesisir Nata Seperti Si Kambang, Si Mambang atau Sagu Jao.dengan pantun Desir Pantai yang berbau nasehat yang di iringi oleh musik talempong, aguong dan canang , antara lain :
Batang pauoh batang cubadak
Subaliek batang si kasumbo
Ayah jauoh anak taragak
Musim pabilo kan basuo
Lapeh nan dari belok Guguong
Mandapekkan belok Patupangan
Harago diri nak Bundo Kanduong
Malapehkan jerok dari tangan
Lapeh nan dari belok Bangei
Mandaki pulo belok Guguong
Leseh diri nak jago parangei
Harago diri Bunbdo Kanduong
BAJODEN
Bajoden hampir sama dengan Babibibibi , tetapi tidak mempunyai alat musik. Si anak di ayun dalam buayan.
Sambil mengayun anak, si ibu mendendangkan anaknya dengan pantun – pantun nasehat seperti halnya Babibibibi.
BAGALOMBANG
Bagalombang adalah Seni Tari yang merupakan seni Bela Diri di Ranah Nata yang terdiri dari Silek Padang dan Silek Balam. Permainan ini dipersembahkan dalam acara menyambut kedatangan Marapuley sesudah acara Arak Patang dalam acara Baralek, atau kedatangan tamu kebesaran. Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok pesilat Ranah Nata dan sepasang pesilat jika Silat Padang atau Silat Balam
TUGHUN KA AYIE
Acara ini adalah dalam rangka untuk memberi nama kepada si anak dalamm rangka Bacukuo, Tughun Mandi dan Agie Namo.Si anak dibawa turun kebawah oleh Bidan Kampung dengan
berpakaian bagus yang digendong dengan Salendang Banang Ameh , Payuong Sitin, Colok Pusuong Barasam, sedangkan Paragat Tughun Ka Ayie ditaruh diatas Dulang ba Rangkok seperti cermin.sisir dan peralatan mandi.
Sesudah acara Tughun Mandi, dilanjutkan dgn
Bacukuo Rambuik dan dilanjutkan dengan Agie Namo yang disuguhkan Jamba Buek Namo. Setelah pemberian nama di fatihahkan, si anak dimasukkan dalam ayunan yang terdiri dari tali Kain Panjang dan Badan Ayunan Kati Jao dan penarik ayunan dengan Bungkuy Tarawang dan diayunan dengan Marhaban. Dibawah ayunan diletakkan se takar beras yang diatasnya dipancangkan sebuah telur ayam, sedangkan di dekat tangga dibakar daun Rumpuik Sauik.
BAGIMBA
Bagimba atau Tabuik dilaksanakan masyarakat kaum Syi’ah atau kaum Suluk, karena acara Bagimba adalah penutupan berakhirnya masa Suluk. Dalam acara ini diadakan Badikie, Badendang, Pencak Silat, Tabuik dan Tari Debus. Acara ini diadakan dalam rangka kegembiraan keluarnya para pesuluk yang disambut atau dijemput oleh sanak keluarga yang datang ke lokasi persulukan. Untuk wilayah Ranah Nata acara Bagimba diadakan seperti di Tabuyung,Singkuang,Buburan, Bintuas, Patiluban dan Jambuo Aceh.
SITINJOU
Sitijuo adalah permainan orang tua-tua di Ranah Nata yang dimainkan dengan 2 buah tonggak batang bambu yang pada ruasnya diberi bertopang. Permainan ini secara Nasional disebut main Rnggrang dengan mempertunjukkan kebolehan melangkah dengan kaki yang disambung dengan bambu bercabang itu. Biasanya parit yang berukuran 3 meter lebarnya ,bisa dilangkahi dengan Sitinjou.
Permainan yang sejenis ini ada juga terbuat dari tempurung yang bermata tiga, kemudian diberi tali sebagai tonggaknya.
TAMTAM BUKU
Main Ularnaga yang panjang di Ranah Nata dinamakan Tam-tam Buku yang hampir sama dengan permainan Kulik – kulik Gagak,tetapi setelah mengelilingi
yang dua orang sambil bernyanyi :
Tam – tam buku , cirewek banda limo.Pata paku pata dendieng , cari kawan tangkap Satu Tu…tu…tu…tu, tu …tu….tu…..tu ….
Lalu memasuki pintu gerbang si Bulan dan Si Bintang Bulan dan Bintang menangkap pemain yang terakhir dibelakang dengan menangkap tangannya
yang melingkar. Dalam penangkapan ini terjadilah soal jawab antara Ketua peserta dengan penangkap( Bulan dan Bintang )
Soal : Mangapo di tangkok anak kami ? jawab : Dipijaknyo tanah labu kami
Indak bulie di ganti ? jawab Indak
Ado sureknyo…. ? Masuok dalam sumuo , jawab Bulan dan Biontang !
Indak bulie di kaik ? jawabnya ; Indak !
Cubo kiloi …!!!
Lalu Bulan dan Bintang mengiloi dengan tangan keduanya sebagai tempat berdiri dan berkata dengan bilangan.Kemudian dia ditanya sebelah menyebelah, berpihak kepada Bulan atau Bintang ? Jika jawabnya Bintang, maka dia berdiri dibelakang Bintang dan begitu juga terhadap Bulan. Soal jawab ini sampai dengan habisnya semua peserta. Kemudian grup Bintang dan Bulan mengadakan Tarik Tambang dengan tangan mereka dengan memberi seorang sebagai umpan ke depan. Siapa yang tidak kalah, itulah yang menang.
NENEK KONTUIK
Permainan Nenek Kontuik biasa juga disebut Nenek Sendok yang dimanikan oleh wanita saja, tapi terkadang dimainkan juga oleh lelaki. Permainannya mula-mula membuat rangka rumah di atas tanah dengan membentuk lingkaran dan bertangga seperti bad tennis meja. Sesudah itu bari diadakan Sutan (Suit) dengan cara semua peserta menyerahkan telapan tangannya tertelungkup bertindihan. Pelaksanaannya diiringi dengan nyanyian, dimana setiap suku kata untuk satu tangan dan bagian suku kata yang terakhir, dialah sebagai Nenek Kontuik atau Nenek Sendok. Nyanyiannya hanya pendek sekali yaitu :
Cang kulelek togun – togun , siapo delek pai ka kabun
Setelah ditentukan siapa yang jadi Nenek Kontuik, maka salah seorang mengetok pinto dengan mengisyaratkan ketokan tangannya, lalu berkata ; “ Nek ….. Nek….! Bukak pintu ..! Nenek menjawab “ Siapo tu..?? dan disambut pula dengan jawaban… “ Ambo “, maka si nenek membuka pintu dengan bahasa isyarat dan terjadilah soal jawab sbb ;
Soal Nenek Kontuik :
Apo mukasuik ? Kanapo api ? Kanapo badie – badie ? Mangapo di tembak ? Kanapo karo ? Kami dak nandak tudo !
Cubo naiek sa tingkek !
|
Jawab Tamu :
Mintak api Pamasang badie – badie ! Panembak karo ! Di makannyo padi kami Ka kawan nasi Kami nandak gulei ayam
Sang tamu naik setingkat, lalu menyepakkan sebuah pelita yang berada di muka pintu sehingga padam, lalu tamu menanyakan kepada Nenek Kontuik :
|
Soal Tamu :
Mangapo padam palito ? Siapo namo nenek ? | Jawab nenek Kontuik :
Angin di Barat ! Nenek Kontuik atau Nenek Sendok !
|
Semua peserta menyoraki sang Nenek dengan nama nenek berulang kali sehingga nenek marah dan mengejar mereka. Siapa yang dapat tertangkap, dia pula sebagai Nenek Kontuik dan demikianlah seterusnya.
|
KAMBING-KAMBING
Kertiga permainan ini hampir sama cara pelaksanaannya yaitu dengan membuat sebuah lingkaran yang besar. Dalam permainan itu ditentukan siapa Alang (Elang) dan Sikok (Garuda), siapa Kucieng (Kucing) dan Mancik (Tikus) atau siapa Kambieng (Kambing) dan Rimou (Harimau).
Semua peserta membuat lingkaran dengan berpegangan tangan satu sama lainnya. Setelah ditentukan siapa Sikok/Kucieng/Rimou sebagai pengejar yang berada diluar lingkaran atau pagar,
sedangkan Mancik/Alang/Kambieng adalah yang dikejar. Setiap diadakan pengejaran, semua yang menjadi pagar selalu menghalangi kejaran si pengejar dan terkadang si pengejar harus merompak pagar, agar mangsanya dapat diterkam. Bila dapat ditangkap,mereka bergiliran balik mengejar dan yang dikejar.
BASASI-SASI
Basasi-sasi adalah permainan antar dua kelompok yang di hakimi oleh seorang Hakim dan seorang Saksi. Permainan ini seperti Pesan Berantai yang ditayangkan TVRI beberapa tahun yang lalu. Sebelum permainan di mulai, nama peserta harus diketahui lebih dahulu dan jika ada yang sama harus ditambah sebagai embel – embel namanya seperti Udin Gapuok (Kelompok A) dan Udin Tenggi (Kelompok B).
Para pemain menyampaikan sebuah pesan kepada Hakim yang disaksikan oleh Saksi yaitu pesan menyebut nama salah seorang antara dua kelompok tsb. Bila kelompok A menyebut nama Udin Tenggi dan kebetulan yang akan menyampaikan pesan dari kelompok B adalah Udin Tenggi, maka kemenangan berada di pihak kelompok A dan kelompok B menggendong kelompok A dari tempat kelompok A ke kelompok B.
Demikianlah permainan ini berjalan terus menerus dan kelompok yang menang adalah yang sering didukung.
TUMBUK2 ALU
Sebelum permainan dimulai, terlebih dahulu diadakan Sutan (suitan). Siapa yang kalah, maka dialah sebagai Lasuong (lesung) dan yang lainnya adalah Alu (antan). Seluruh peserta menancapkan telunjuknya sebagai Alu kedalam genggaman jari yang kalah sebagai Lasuong sambil nyanyi bersama yaitu ;
Tumbuok – tumbuok si Alu , si Alu pijak ruso
Lalu bunyinyo ………pacakan taluo ciek !
Kemudian si Lasuong melepaskan genggaman jarinya,sedangkan peserta tetap menunjukkan telunjuknya,selanjutnya Lasuong meminjam Ladieng(parang) sambil berkata :
Nek ….. Nek ….. Salang ladieng ! Jawab Nenek : Kanapo ladieng ? (peserta)
Pamakuok Ula Gadang ! Lalu si Lasuong mematukkan tangannya kepada para peserta dan siapa yang kena diadalah menjadi si Lasuong pula.
BIAWAK KOMPONG
Permainan ini dilaksanakan sambil duduk-duduk, tetapi duduk harus sejajar dan merentangkan kaki kedepan. Setiap potongan kaki diberikan satu suku kata lagu dan suku kata lagu yang terakhir adalah potongan kaki dilipatkan. Lagu Biawak Kompong adalah ;
Sapu –sapu rangik , katigo nganyam – nganyam
Nganyam – nganyam tak badatiek, sari bombom katinggalan
Sikumpei , sikaro, naiekkan kate kudo
Naricik , Narico , ambiekkan panggali ubi
Indak ubi nan ta kali , takali si kayu bengkok
Kompong kaki , kompong tangan, di cakou Biawak Kompong.
Lagu ini dilagukan berulang-ulang hingga semua kaki kompong (dilipatkan)
JANG JENG KUIK
Jang Jeng Kuik adalah permainan santai yaitu setiap pemain mencubit bagian atas punggung tangan bertindihan sambil mengangguk-anggukkan tangannya dan bernyanyi :
Jang – jang Jeng Kuik , pilanduok barang – barang
Kamano umak si Jeng Kuik , pai manangguok ka subarang
Subarang ayie nan dareh , mandapek udang basapik
Yang dibagian atas adalah yang pertama melepaskan cubitannya dan setiap habis nyanyian giliran berikutnya melepaskan cubitan. Nyanyian ini selesai setelah semuanya terlepas dari cubitan
SIKUNCIL LEWE2
SI Kuncil Lewe-lewe adalah permainan mencari batu yang disembunyikan oleh salah seorang peserta untuk diterka oleh yang kalah yang pada waktu nyanyian dia berada dalam keadaan telungkup. Setelah diadan suitan, siapa yang kalah dialah yang telungkup dan pencari batu yang disembunyikan.
Semua peserta mengelilingi yang telungkup, sedangkan para peserta menyelentangkan telapan tangannya diatas punggung yang telungkup dan salah seorang sebagai komando memegang batu untuk dititipkan kepada salah seorang peserta. Mereka nyanyi bersama dengan lagu ;
Cik – cik mimik , bilalang katimaro
Inggok – inggok di batu licin, manggarak jo manggaro
Sikumpei , sikaro , naiekkan kate kudo
Saripa saripati , tokok mano nan barisi
Tak sikuncil lewe – lewe, tak si kuncil lewe – lewe
Tokok mano nan barisi …
Yang telungkup lalu bangkit dan para peserta memutar-mutar genggaman tangannya dan si pencaripun menerka peserta yang menyembunyikan batu itu. Bila terkaannya tepat, maka yang memegang batu pula yang mencari dan bila tidak tepat terkaan,kembali sipencai telungkup untuk mengulangi permainan hingga dia dapat menerka siapa yang menyimpan batu itu. Demikianlah permainan ini terlaksana tanpa mempunyai batas waktu untuk berhenti.
CONGKAK
Cong Kak daklam bahasa kerennya adalah Congklak dimainkan oleh putra putri di Ranah Nata. Pemainnya hanyalah dua orang saja. Cong Kak ada yang terbuat dari kayu dan plastik,tetapi dahulu dibuat pada tanah pasir yang mudah dilobangi. Cong Kak terdiri atas tujuh lobang sejajar dan dua lobang besar di kiri kanan sebagai rumah tempat buah. Setiap lobang berisi tujuh butir batu atau buah Kalalatei,jadi masing-masing pemain memiliki 49 butir buah yang ditaruh dalam rumah. Kemudian isi satu lobang dimainkan oleh siapa yang menang setelah suitan dan demikianlah terus menerus sehingga buah habis pada lobang yang kosong di bagian lobang teman. Tetapi, jika mati dirumah sendiri dan isi lobang yang setentang dengan itu menjadi milik sipemain tersebut. Demikianlah permainan itu suilih berganti dan diakhiri permainan apabila kesemuanya terkumpul buah pasa rumah masing-masing. Siapa yang terakhir menghabisi buah atau bermain,apabilia peroleh buah sama banyak,maka dialaha yang memulai permainan selanjutnya.
Apabila permainan selanjutnya terjadi perbedaan yang disatu pihak banyak yang Tapanggang alias kosong, maka yang berlebih buahlah sebagai pemenangnya dan dialah yang memulai permainan. Kemenangan adalah disebabkan banyak permainan Manembak yaitu buah mati ditempat sendiri dan lobang setentang banyak berisi buah. Demikianlah permainan yang mengasyikkan ini terlaksana sambil senda gurau yang ramah.
GALA PANJANG
Permainan ini biasanya dilakukan pada bulan terang di malam hari yang dimainkan oleh sejenis. Pada permainan ini terdiri dari dua kelompok yang sama banyaknya, minimal 3 orang dan selalu ganjil. Setiap orang menjaga galahnya masing dan yang akan memasinkan permainan berada pada bagian kepala diluar garis yang telah dibuat di atas tanah. Bagi pemain yang lincah ditempatkan pada Galah Panjang.
Para pemain menembus penjagaan galah oleh masing-masing penjaga sampai ke bagian belakang lokasi permainan dan kembali menembus garis pertahanan kembali ketempat semula. Bila semuanya pemain dapat menembus penjagaan dengan Masin, maka dialah sebagai pemenang dan kembali memulai permainan.
Jika ada pemainkan yang dapat ditangkap waktu melewati garis atau menginjak galah, maka permainan di anggap poci dan digantikan oleh yang menjaga galah.
Demikian permainan ini berlangsung tanpa dibatasi lama permainan.
BATBU-TABU
Batabu-tabu adalah jenis permainan kejar-kejaran yang terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok yang Barondok (sembunyi) dan kelompok yang mencari. Pada kelompok yang mencari, satu orang dipilih menjadi Tukang Jago Umbek dan selebihnya pergi mencari kawannya yang sembunyi hingga dapat. Sedangkan yang sembunyi berusaha mendapatkan Umbek secara sembunyi-sembunyi dengan memegang Tiang Umbek. Bila salah seorang mendapatkan Tiang Umbek tanda diketahui oleh Tukang Jago Umbek, berarti permainan mencari selesai dan masuk untuk pencarian tahap berikutnya.
Acara ini dibuka dengan nyanyian bersama yang berbunyi ;
Cak…. Cak peyieng , cak peyieng lumbo – lumbo
Sia dapek… , itu punyo
KULIK2 ALANG
Permainan ini biasanya dimainkan oleh putri – putri di Ranah Nata dengan berbaris berantai lurus sejajar dan dua orang berhadap-hadapan sambil memegang ujung tangan kanan dan kiri yang mirip seperti pintu gerbang. Semua peserta bernyanyi bersama-sama dengan nyanyian sebuah lagu yaitu ;
Kulik - kulik gagak , anak gagak di balakang
Balakang baliku , sa liku jalan ka Rao
Awo - awo icang , bapucuok mali – mali
Jagokan anak Bujang , Anak Gadih turun mandi
Mandinyo ka Solok , ba timbo daun pudieng
Balaki jo nan elok , baranak putieh kunieng
Akhir lagu ,semua peserta menjarangkan kakinya secara serempak dan urutan yang belakang sekali melemparkan sebuah batu diantara kangkangan kaki-kaki pemain, dan siapa yang kena kakinya oleh lemparan batu tersebut, maka dialah sebagai Pengejar, sedangkan yang lainnya lari menghindari dari kejaran itu. Tempat yang aman adalah jauh dari batu,tiang atau lainnya. Bila dua orang berdekatan, maka mereka berkata “ Baduo Kami Sadakek “, lalu yang mengejar mendekati dan yang berdekatan berpisah hingga jarak lebih dari satu depa. Bila tempat jongkok pemain kurang dari satu depa dari kawan atau batu dan tiang, maka mereka Dapek dan sekaligus dia pulalah yang menjadi pengejar.
SINGDUANG
Sinduang Simuntu Dayak adalah seperti permainan Ondel-ondelnya Betawi. Para pemainnya banyak seka li karena permainan ini menunjukkan berbagai etnis dan profil karya. Sinduang terbuat dari bambu yang di belah-belah lalu dibuat seperti tabung yang kecil bagian atasnya yang dibalut dengan ijuk enau.
Bagian kepalanya dibuat seperti kepala beruang,lalu ditambahkan pada bagian atas dan ditengah badan dibuat pula tangan-tangan yang pada bagian dalam badan Sinduang berfungsi sebagai tempat memikul dan memegang untuk dapat ditarikan sesuai dengan rentak musik yang disuguhkan.
Para pemainnya adalah laki-laki, tetapi sebagai Noni dikenakan pakaian perempuan. Sebagai pelambang etnis ditampilkan Pakaian Adat Daerah sebagai Penganten ( Anakdaro dan Marapuley ) dan lainnya, sedangkan untuk menunjukkan aneka profil ditampil kan sebagai petani, pelaut, palang merah, dokter, perawat,guru,polisi, tentara,satpam,satpol pp/hansip, pak pos dan lain sebagainya. Sebagai selingan ada pula sebagai Dewa yang bagaikan kupu-kupu me nyongsong mereka dengan menyelang-nyelingi para Tuan dan Noni.
Didalam permainan Sinduang, setelah munculnya per mainan Simuntu Dayah yang berpakaian serba buruk dan menakutkan,diadakan pula tarian permintaan orang rumah yang dikunjungi secara bergiliran seper ti Basandieng Duo, Tortor,Kuala Deli, Mak Inang P.Kampai,Tari Payung,Tari Salendang dan satu tarian ala Portugis yang dinamakan Tari Samba. Setiap sesi permainan dibayar sesuai dengan tarif yang telah di tentukan oleh Kelompok Main Sinduang ini. Permainan ini biasanya diadakan pada malam Puaso (Ramadhan) setelah shalat Tarwih,guna untuk pem beli pakaian baru menyambut Hari Raya Idul Fithri.
MARIAM BULUOH
Permainan amariam buluoh biasa diadakan pada malam 27 Ramadhan hingga malam Hari Raya Idulfitri oleh para Remaja Ranah Nata. Meriam buluoh ubu terbuat dari 3 ruas bambu, dimana bagian ujungnya tidak beruas dan dinding ruasnya di jebol agar supaya bisa digunakan. Kemudian pada bagian pangkal di buat lobang, lalu dimasukkan minyak tanah atau bensin kedalam dengan memakai sumbu kain. Apabila ruangan ruas penuh dengan uap asap, maka ketika dinyalakan akan meledak seperti meledaknya sebuah meriam.
BATANAK TANAK
Batanak – tanak adalah merupakan suatu permainan yang menunjukkan bakat seorang perempuan dan wanita yaitu pekerjaan memasak di dapur. Dengan bejana kulit lokan dan kulit kerang , anak memasak sesuatu dengan peragat masakana antara lain :
- Beras berasal dari pasir
- Lada berasal dari tanah liat yg digiling
- Minyak makan berasal dari daun pulut-pulut yang diremas.
- Air strop berasal dari pucuk jati atau bunga merah yang diremas.
5. Apabila diadakan didalam rumah berobah menjadi main Anak-anakan dengan atribut rumah tangga seperti meja kursi,rosbang dan lain sebagainya.