Laman

Rabu, 08 Juni 2011

DUO SHAF RA

DUO SHAF RA
Tindak Penanganan Kawasan Tradisional Ranah Nata
oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako

Sanak , Dosanak dan Badosanak baik yang berada diperantauan maupun yang berada di kampung halaman , Ranah Nata tercinta.Mungkin , dalam rangka menyambut kelahiran Kabupaten Ranah Nata atau Pantai Barat Mandailing , ibukota Ranah Nata sudah mulai dibenahi dengan beberapa pembangunan dalam kegiatan Penataan Lingkungan Pemukiman Sumatera Utara , SNVT Penataan Bangunan dan Lingkungan Sumatera Utara, Dirjen Cipta Karya Kemeterian Pekerjaan Umum.
Setelah diadakannya Koordinasi dalam rangka Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Tradisional di Kabupaten Mandailing Natal khususnya Ranah Nata ( Natal ) pada awal Juni 2010 (SPT No.168/SPT/PLP-SU/ 2010 tgl.01 Juni 2010 a.n. Ridwan , ST ( Asisten Perencana ) , Budi Alfianto , ST ( Tim Tehnis ) , Irma Juni , ST dan Riyandi Hanafiah , ST ( Konsultan ) dari Medan. Penulis ikut sebagai pemandu dalam penelitian di jalan menuju pemakaman Syekh H . Abdul Fattah Radhiallahu Anhu ( Shaf Ra ) Sinantiku di Bukik Tampat , Kampung Keramat Pincuran Dewa Kelurahan Pasar I Natal, benteng Jepang dan Portugis , jalan Puncak Bukik Bandera ( kecuali jalan menuju tempat wudhu’ Syekh H . Abdul Fattah Radhiallahu Anhu ( Shaf Ra ) Mardia di Sumur Batu , Banjar Aceh Kampung Sawah ).
Dalam perencanaan kegiatan tersebut adalah pembenahan disekitar Lapangan Merdeka Natal ( Lamerna ) , parit dikiri kanan jalan sekitar jalan perkotaan serta pembangunan jalan menuju pemakaman Shaf Ra Sinantiku dan jalan menuju tempat wudhu’ Shaf Ra Mardia ( DUO SHAF RA ) sebagai kegiatan tahap I, II dan III.
Sangat sewajarnyalah pembangunan menuju DUO SHAF RA ini dilaksanakan, sebab jalan menuju pemakaman Syekh H. Abdul Malik Baleo Nata telah lama di bangun atas prakarsa Bapak Drs . H . Ramli , MM beberapa tahun yang lalu dan harapan kita juga pembangunan jalan ke pemakaman Raja Kerajaan Malako di Jirat Malako , Mudiek Ayie Kampung Sawah tidak tertinggalkan nantinya dan juga tempat-tempat lain yang dianggap berpotensi dalam Pesona Wisata Sejarah di Ranah Nata khususnya.
Alhamdulillah, setahun setelah itu tepatnya awal Juni 2011 ini telah di mulai pelaksanaan kegiatan tahap I yaitu pembenahan/pembangunan sekitar Lamerna, parit kiri kanan jalan ibukota Ranah Nata ( Natal ) dan lainnya.
Khusus penggalian parit kiri kanan jalan HA Pawis Nasution SH di Simpang Ampek Kelurahan Pasar I Natal , tepatnya dimuka rumah kediaman penulis, penggaliannya dalam keadaan melengkung, dimana pada bagian hilir dan mudiknya agak tinggi , sehingga air pelimbahan dari jiran tetangga menggenang di parit pada halaman rumah kediaman penulis. Sementara menurut keterangan dari pengawas pemborong bahwa pesan dari atasan supaya di usahakan agar air tidak menggenang didalam parit dengan jalan meninggikan dasar parit dibagian sebelahnya , tapi itulah kenyataannya. Benar juga anggapan dari jiran sebelah ( sekitar 20 meter dari parit dimuka rumah penulis ) dengan menolak penggalian parit itu karena dikhawatirkan akan menjadi sarang nyamuk nantinya dan akhirnya terjadi yang dikhawatirkan itu.Sementara ditempat lain mengalami kendala dengan lahan pertokoan yang telah menutup parit yang akan digali.
Adapun dalam pembangunan disekeliling Lamerna dimana terjadi penyusutan luas lapangan dengan pembuatan jalan trotoar sekitar 1 meter di sekeliling pinggir lapangan bagian dalam , pembuatan meja kursi dipinggir lapangan, pembuatan panggung kehormatan sebanyak dua buah di muka Kantor Polsek Natal dan renovasi Panggung Hiburan/Acara dan Tugu Prokla masi 17 Agustus 1945 di pinggir bagian Barat Lamerna, bagian pinggir pantai.
Kita mendo’akan kegiatan pembangunan ini dapat selesai dengan baik dan lancar guna untuk memperindah ibukota Kabupaten Ranah Nata atau Pantai Barat Mandailing ( Pabarling ) yang sudah di ambang kelahirannya.

Dalam kesempatan ini , juga tidak berlebihan bila kita menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dirjen Cipta Karya Kementerian PU dan sebagai untuk menyongsong akan berdirinya Museum Pak Nas di Panyabungan yang di prakarsai oleh Rahmat Centre pimp. Bapak Rahmat Nauli Dalimunthe dkk. Di mana nantinya turut terpampang “ Duo Perdana Menteri dari Ranah Nata “ ( Sutan Sjahrir dan Muhammad Natsir ) serta pemuka Ranah Nata lainnya seperti St Nur Alamsjah, St Takdir Alisjahbana dan lainnya.
Apakah sudah ada yang berniat untuk memprakarsai berdirinya Patung Duo Perdana Menteri di Ranah Nata yang mewakili Putra Daerah ( Sutan Sjahrir ) dan Orang Sumando ( Muhammad Natsir ) yang sewajarnya telah berdiri dan diprakarsai oleh Ikatan Keluarga Natal ( IKN ) Jakarta dan Ikappenas Medan yang beranggotakan zuriat dari pejuang tersebut dan zuriat lainnya yang mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impian itu adanya.Atau mendirikan Museum/ Balerong Ranah Nata & Dokumentasi Multi Data Tulisan & Lisan ( BARANDO MULTATULI ) RANAH NATA.

Semoga dan akan berlanjut ke kegiatan DUO SHAF RA nantinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar