Laman

Rabu, 18 Mei 2011

AMPEK PANDEKA NEGARA

AMPEK PANDEKA di RANAH NATA
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt.Malako
Ranah Nata, namo asli dari Natal atau Natar mempunyai orang terkenal tingkat Nasional yang bisa dibanggakan walaupun belum pernah menjadi Kepala Negara atau Presiden, tetapi telah menjadi orang kedua di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Siapakah orang-orang itu ? itulah dia Ampek Pandeka di Ranah Nata yaitu ;

1.SOETAN SJAHRIR (PERDANA MENTERI) :

Soetan Sjahrir lahir di Padang Panjang tgl.5 Maret 1909. Ayahnya bernama Muhammad Rasad gelar Maharaja Soetan, asal Kotogadang Bukittinggi, sedangkan ibunya Sitty Rabi’ah, asal Ranah Nata,yang merupakan anak dari Suotan Soelaiman dengan Puti Johar Maligan yaitu cucu dari Tuanku/Raja ke-7 dari Kerajaan Malako di Ranah Nata.
Soetan Sjahrir berpendidikan ELS dan MULO di Medan, AMS di Bandung dan Fakultas Hukum Gemeentelijke Universiteit Amsterdam. Tahun 1936 menikah dengan Ny.Maria Duchsteau di Belanda. Karena pecah perang dunia kedua,isterinya tidak dapat menyusul ke Indonesia dan pada tahun 1951 menikah dengan Sitty Wahyunah SH, anak Prof.DR Muhammad Saleh Mangkudiningrat di Solo yang pernikahannya dilangsungkan di Mesir.

Jabatan-jabatan Negara yang diembannya adalah Ketua KNIP, Perdana Menteri RI, Menlu, Mendagri dalam Kabinet Sjahrir 1 – 3 tgl.30 Juni 1947 sampai tgl.30 Januari 1950 sebagai Penasehat Presiden RI. Dia juga menjabat Duta Besar Keliling dan Duta Istimewa.

Soetan Sjahriri mendapat anugrah tanda kehormatan Satya Lencana dan pengangkatan sebagai Pahlawan Nasional serta Perintis Kemerdekaan. Menurut adat istiadat Ranah Nata, Soetan Sjahriri adalah Putra Ranah Nata dan demikian juga menurut adat istiadat Ranah Minang.
Karangan-karangan Soetan Sjahrir adalah ;

a.Pikiran dan Perjuangan terbitan Pustaka Rakyat (1950).
b.Pergerakan Kita – brochure (1933).
c.Perjuangan Kita – brochure (1945).
d.Indonesische Overpeinzingen, terbitan De Bezige Bij Amsterdam (1946).
e.Out of Exile terbitan Jhon Day Company, New York (1949).
f.Sosialisme dan Marxisme terbitan Djambatan (1967).
g.Nasionalisme dan Internasionalisme terbitan Yayasan Sjahrir (1968).
h.Sosialisme Indonesia Pembangunan terbitan Leppenas (1983).
Soetan Sjahrir wafat di Swiss pada tgl.9 April 1966 dalam usia 57 tahun setelah menderita sakit dalam tahanan.

2.MAYJEN SOETAN NUR’ALAMSJAH ( JAKSA AGUNG MUDA).

Soetan Nur”Alamsyah adalah kakak kandung Soetan Sjahrir yang lahir di Bonjol pada tahun 1900. Pendidikan STOVIA Batavia tidak sampai dia tamatkan di Jakarta. Pada tahun 1939, Soetan Nur”Alamsjah berkunjung ke Ranah Nata untuk mendirikan cabang dan ranting Parindra, lalu ditangkap oleh Belanda.

Setelah tugasnya selesai,ia kembali ke Pemerintahan Pusat dan menjadi sebagai Wakil Jaksa Agung Tentara di Sumatera merangkap sebagai Wakil Jaksa Agung dengan pangkat Mayor Jenderal Tituler. Pada tahun 1943, Kedewanan Natal dan Batangnatal bersatu dengan dipimpin oleh Wedana Hidayatsjah Tuanku Mudo dan pada masa ini terjadi perebutan kekuasaan oleh Sutan Syaiful Manan (tokoh Ulama Ranah Nata), sehingga Radja Djundjungan selaku Bupati Tapanuli Selatan mengadili mereka di Padangsidimpuan.

Dewan Pertahanan Kedewanan Natal dan Batangnatal dibentuk dengan ketuanya Soetan Nur ‘Alamsjah dan wakil Kepolisian Natal. Kepala Staf dipegang oleh Soetan Oesman Sridewa dengan wakilnya Teuku Zainal Abidin Tasya dan Tayanuddin, sebagai penasehat adalah Sutan Dur Muhayatsjah (PNI), H.Abdul Aziz (PSI) dan Taufik Dahlan (Masyumi). Dewan Pertahanan ini berdiri tgl.15 Januari 1949 dan dibubarkan pada tgl.21 April 1949 dengan membentuk perwakilan di Batahan dan Singkuang dan setelah itu dia meninggalkan Ranah Nata menuju Kotaraja, Banda Aceh untuk bertemu dengan Mr.Syafruddin Prawiranegara.
Soetan Nur’Alamsjah mengdapat penghargaan dari Pemerintah sebagai Pejuang Perintis Kemerdekaan dan pada tahun 1970 iapun meninggal dunia.

3.Prof.Dr. SOETAN TAKDIR ALISJAHBANA ( BUDAYAWAN & SASTRAWAN).

Soetan Takdir Alisjahbana alias STA lahir di Ranah Nata tgl.11 Pebruari 1908. Ayahnya Raden Sutan Arbie alias Raden Alisjahbana,putra Ranah Nata yang merantau ke Bengkulu di Tangah Padang yaitu keturunan Sutan Kabidun (putra Tuanku Besar Si Hintan). Ibunya bernama Puti Samiah,putri Ranah Nata saudara sepupu ayahnya.
Sejak meninggalkan Ranah Nata yang baru berumur 4 tahun, belum pernah menginjakkan kaki nya di Ranah Nata.

STA adalah seorang Sastrawan dan Budayawan Nasional bahkan Internasional, karena banyak menerbitkan buku-buku roman,puisi,filsafat,pendidikan dan kebudayaan yang tidak kurang dari 150 judul buku yang ditulisnya.
Adapun beberapa catatan dalam kegiatannya antara lain sbb;

1.Dalam usia 20 tahun,ia berhasil menyelesaikan tiga romannya yang terkenal yaitu Dian Tak Kunjung Padam. Anak Perawan di Sarang Penyamun dan Layar Terkembang.
2.Pada tahun 1929 ,beliau kawin dengan Raden Ajeng Rohani Daha dengan memperoleh anak Sumiati,Iskandar dan Syofyan Alisjahbana.
3.Pada tahun 1941, STA kawin dengan Raden Roro Sugiharti karena isteri pertamanya meninggal dengan beranakkan Mirtha dan Sry Artha Ria Alisjahbana.
4.Rr Sugiharti meninggal di Los Angeles tahun 1952,iapun kawin dengan Dr.Margaret Axer di Born Jerman tahun 1953 dengan beranakkan Thamalia,Marita,Marga dan Mario Alisjahbana.
5.Dr.Margaret Axer meninggal tahun 1994 disusul olehnya pada tgl.17 Juli 1994 dalam usia 86 tahun di Jakarta.
6.Pada bulan Juni 2010, putri bungsunya dengan isterinya Rr Sugiharti (Sry Artha Ria Alisjahbanba) dan putra bungsunya dengan istrei Dr.Margaret Axer (Mario Alisjahbana) berkunjung ke Ranah Nata yang disambut dengan upacara adat istiadat Ranah Nata.

4.MUHAMMAD NATSIR CHANIAGO DATUK SINARO PANJANG (PERDANA MENTERI).

Sedangkan Muhammad Natsir adalah Urang Sumando di Ranah Nata karena kawin dengan Anak Gadih Nata bernama Nur Niar binti Sutan Barumun,suami dari Siti Baheram binti Tuanku Lareh Kamang, anak dari Puti Jamiah binti Sutan Muhammad Nata, suami dari Puti Syamsiah. Sadangkan Sutan Muhammad Nata adalah anak dari Rajo Tuanku Si Hintan dengan Puti Junjuong Nai Mangatas.

Adapun Muhammad Natsir adalah anak Idris Sutan Saripado dengan Chalidjah Chniago.
Awal sekolahnya adalah HIS di Padang tinggal bersama kakaknya Siti Puti Rabi’ah ,kemudian MULO dan tahun 1927 masuk AMS.

Kegiatan yang telah dilaksanakannya antara lain :
1.Pada tahun 1923 , beliau mendirikan Jong Isameten Bond (JIB).
2.Pada tahun 1932-1942 menjadi Direktur Pendidikan Islam .
3.Pada tahun 1942-1945 menjadi Kepalo Biro Pendidikan Kodya Bandung.
4.Sedangkan pada tahun 1945 – 1949 manjadi Menteri Penerangan Kabinet Sjahrir I dan serta Kabinet Hatta I. Kamudian pada tahun 1958 menjadi Katua Partai Masyumi .
5.Padan tahun 1950 – 1951 menjadi Perdana Mantari sesudah Sutan Sjahrir manjabat Perdana Mantari I dan II.
6.Kemudian pada Pemilu I menjadi Anggota DPR hingga tahun 1960.
7.Akhirnya pada tahun 1967 sampai tahun 1993 menjadi Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia hingga wafatnya pada tgl.6 Pebruari 1993.

Itulah Ampek Pandeka dari 20 orang Pandeka Ranah Nata dan selanjutnya akan penulis sampaikan sambungannya ( 16 orang ) lagi Urang Nata nan Lamo.-
Terima Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar