Laman

Kamis, 07 Juli 2011

RANAH NATA

RAKYAT BENAH NASIB & TAHTA
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako
Sembari ucapan salam saya junjung tinggikan kepada para pembaca
http://www.barandomultatuliranahnata.bloger.com/,baik Sanak, Dosanak,Badosanak koum famili dimana saja berada., baik yang berasal dari Nata, Batahan, Sinunukan, Muara Batanggadis, Rantobaek, Linggabayu dan Batangnata dilingkung “Batu nan Ampek “, dari Batu Gajah,Batu Sondat,Batu Mundam dan Batu Bakuduong.
Dalam rangka menyonsong akan lahirnya si bayi mungil Kabupaten Ranah Nata dengan gelar Kabupaten Pantai Barat Mandailing (Pabarling),saya mengajak kita semua untuk sebagai Rakyat Benah Nasib & Tahta (RANAH NATA) guna untuk membangun Kabupaten Pabarling yang sudah dikandung Kabupaten Madina atas perkawinan Mandailing dan Nata.
Sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-Ra’du ayat 26 yang berbunyi ﷲﻻﻳﻐﻳﺮﷲﺑﻗﻭﻢﺣﺗﻰﻳﻐﻳﺮﺑﺄﻧﻓﺳﻬﻢ“ Allahu laa yughayyirullah biqaumin hatta yughayyiru bi anfisihim “ yang artinya Allah tidak akan merobah nasib suatu kaum (RANAH), kecuali dia sendiri (NATA)yang akan merobahnya.
Sekarang telah dimulai dengan pembangunan semua parit jalan raya disekitar Iburanah, pembangunan lapangan Merdeka Natal,Tugu Proklmasai 17 Agustus 1945 dan panggung acara di kawasan lapangan Merdeka Natal.Walaupun demikian dan mungkin dikarenakan belum selesainya pembangunan parit,ada kita dapati menjadi lahan berkembang biaknya nyamuk dikarenakan air tergenang disebabkan dasar parit yang melengkung.
Sekarangpun sedang dimulainya penyawitan lahan pertanian rakyat dan tempat mata pencaharian para petani dan pencari hasil hutan,tapi disini tergantung harapan akan dijadikan lahan pertanian plasma untuk anggota koperasi yang menangani pengeloloaan ini yang bersumber dari PTPN IV dan lainnya.
Apakah PT.GLP sudah melaksanakan pembukaan pertanian plasma untuk masyarakat Kampung Sawah khususnya karena sudah adanya suatu perjanjian “saling menguntungkan “, dimana saat sekarang yang sudah beruntung adalah pihak perusahaan dan oknum tertentu yang telah mendapatkan jatah lk.20 hektare dari perusahaan yang seolah-olah oknum tersebutlah yang punya tanah ulayat Kampung Sawah tersebut. Kita menyayangkan masyarakat Kampung Sawah yang sudah “dipatri bertindak“ oleh oknum tersebut, dimana mereka telah dibodoh-bodohi,sebab segala urusan terhadap PT.GLP harus melalui dia,sedangkan masyarakat tidak pernah menyerahkan urusan ini kepada oknum tersebut yang dianya bukan penduduk Desa Kampung Sawah,tetapi ber KTP Medan.
Andai hal ini belum terlaksana,mari kita dukung perjuangan rakyat untuk mendapatkan menjadi peserta petani plasma dari perusahaan yang belum melaksanakannya di seluruh ulayat Ranah Nata yang tentunya mengharapkan dukungan penuh dari semua pihak,baik dari Pemkab Madina yang baru saja dilantik tgl.28 Juni 2011 ybl. Serta anggota DPR selaku Wakil Rakyat sebagai Manusia Pelayan Masyarakat (Malaykat).
Khusus untuk sobatku yang duduk dikursi DPR yang diistimewakan mengumbar janji dalam masa kampanyekan diri untuk dipilih yang berjanji “memperjuangkan untuk mendapatkan menjadi peserta petani plasma “,kiranya wujudkan janjimu kepada masyarakat,sebab karena mereka sobat-sobat bisa duduk dikursi empuk,sementara sanak saudaramu duduk diatas lumpur penderitaan,agar mereka tidak jera memilihmu kembali untuk dekade yang akan datang.Salah seorang anggota DPR yang memperoleh suara 90% dari Desa Kampung Sawah,berjanji khusus dalam masalah plasma,tetapi sampai sekarang diam membungkam seribu bahasa.
Selanjutnya diharapkan kepada kita semua rakyat yang berasal dari lingkung “Batu nan Ampek “,terutama dari jalur birokrat dan pengusaha/wiraswasta untuk rela pulang kampung untuk “Benah Nasib & Tahta yang terkandung dalam “ Ranah Nata “ sebagai orang Madani atau Putra Daerah. Wakafkan dirimu sebagai Rakyat Benah Nasib & Tahta (RANAH NATA), agar kesuksesan pemekaran itu nantinya sesuai dengan tujuan semula pemekaran Mandailing Natal. Bila tiada pengorbanan dari para birokrat dan pengusaha, Kabupaten baru itu nantinya tidak akan jaya dan cemerlang menjadi PERMATA “ yaitu Permai,Maju dan Bertahta, walaupun potensi alam mengayakan ranah ini, tapi tidak dikelola oleh ahlinya. Bila sesuatu itu tidak diserahkan kepada ahlinya,tunggulah tiba saatnya “kehancuran“.
Saya yakin dengan kebersamaan kita bisa dengan membela yang benar.Kita percaya bahwa banyak saudara-saudara yang sukses dan bisa di perantauan dengan mempunyai tahta yang tinggi,tapi ingatlah kampung halamanmu dimana “ tonggak alah dipanjek aka bulu “ dan “ tapian tampek mandi nan ka diasak urang lalu “.Mari kita bangun ranah nenek moyang kita baik zuriat asli maupun sumando manyumando di Ranah Nata,sebab “hujan ameh di nagari urang,hujan batu di nagari awak,elok lei di nagari awak “.
Begitu banyaknya perantau dari Nata, Batahan,Sinunukan,Rantobaek,Linggabayu,Batangnata dan Muaro Batanggadih yang merantau di seantero Nusantara,tidakkah ada terbetik dihatimu untuk membantu kampung ilaman ???.Kita ingat disuatu ketika tahun 1946, Perdana Menteri Sutan Sjahrir pernah pulang kampung melihat tanah kelahirannya, Sutan Takdir Alisjahbana juga berniat menjenguk tanah kelahirannya, tetapi disebabkan keadaan jalan lebih parah dan sangat parah dari keadaan sekarang, hanya sampai di Padang Sidimpuan saja dan baru beberapa bulan anak bungsunya Mario Alisjahbana dan Sry Artha Ria Alisjahbana datang berkunjung pada awal Juni 2010 ybl.
Dari sisi pelancongan, mari kita wujudkan Peran & Sosok Ranah ( PESONA ) untuk Pamer Nagari, Wilayah & Sejarah / Fakta      (PARIWISATA) dalam rangka RANAH NATA dengan pener bitan buku Seni Budaya atau Sejarah & Adat Istiadat Ranah       ( SAIR ) NATA seperti Sejarah Kerajaan Lubu di Simpang Talam Batu Gajah, Kerajaan Nata di Malako Palak Taleh , Kerajaan Kinondom di Simpang Sao Bintuas,  Kerajaan Batahan di Sopobalo Batahan, Kerajaan Bukik Norpi di Singkuang dll.dalam paket “ PESONA PARIWISATA “ RANAH NATA. Sebagai langkah awal , shaffriachandranata@gmail.com dengan situs http://barandomultatuliranahnata.blospot.com/ telah membuat blogspot http://pesonawisatanata.blogspot.com dengan nama PESONA PARI WISATA RANAH NATA yang memamerkan Senibudaya, Historis, Adatistiadat, Fakta,  Fatamorgana, Ranah dan Alam ( SHAFF RA ). Selamat membaca !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar