Laman

Jumat, 04 Maret 2011

JAMBUOH RAO

SEJARAH KELURAHAN
PASAR I NATAL
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana

Menurut muatan buku Madinan yang Madani karangan Bapak Drs Bayral Hamidy Harahap bahwa sejak tahun 1851, penduduk Ranah Nata di tepi pantai dihuni oleh orang-orang Melayu dan dipedalaman dihuni oleh orang Batak. Besar kemungkinan yang dikatakan orang Melayu itu adalah orang-orang yang menghuni Jambuoh Rao dan Jambuoh Aceh, sedangkan orang-orang Batak itulah mungkin Ranah Nata bagian mudik yang berdekatan di lembah bukit Sorik Marapi di sebelah Barat.
Jambuoh Rao adalah merupakan ranah kedua setelah Jambuoh Aceh yang dihuni oleh orang- orang Rao dan orang Mandailing kawin campuran dengan orang Minangkabau, sedangkan Jambuoh Aceh khusus dihuni oleh orang-orang yang berasal dari Tanah Rencong, Aceh.
Ulayat Ranah Nata ( sekarang Natal ) dipimpin oleh Tuanku Besar atau Rajo yang berkedudukan di Padang Malako, Mudiek Ayie Palak Taleh Kampung Sawah yang didirikan oleh Datuk Imam Basya yang datang dari Ujung Ga ding, Sumatera Barat.
Kemudian Ranah Nata dimekarkan menjadi beberapa Daerah Tugas Keula yatan ( DATUK ) yang dipimpin oleh seorang Datuk yang diangkat oleh Masyarakat Adat dalam ulayat Datuknya maing- masing yang juga kadang-kadang merupakan Kepala Suku di Kerajaan Ranah Nata. Sebelum adanya pembagiam ulayat, Datuk diadakan sebagai Kepala Suku yang memimpin suku nya masing-masing yaitu :


2

1. Suku Aceh dipimpin oleh Datuk Ketek yang memimpin Masyarakat Adat
yang berasal dari Tanah rencong ( Atjeh ).
2. Suku Minang dipimpin oleh Datuk Sinaro Panjang yang memimpin Masyarakat Adat yang berasal dari Miangkabau.
3. Suku Rao dipimpin oleh Datuk Sutan Pangulu yang memimpin Mayarakat Adat yang berasal dari Rao dan Mandailing yang kawin campuran dengan Minangkabau.
4. Suku Bandar X dipimpn oleh Datuk Mudo yang memimpin Masyarakat Adat yang berasal dari Sepuluh Bandar.
5. Suku Barat dipimpin oleh Datuk Putih yang memimpin Masyarakat Adat yang berasal dari Pulau-pulau bagian Selatan Ranah Nata seperti Palembang, Bengkulu, Sulawesi dan Kalimantan.
Ketika Ranah Nata masuk kedalam Residen Tapanuli dan menjadi bagian dari Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 1850 dan Kedewanan Nata dipimpin oleh Kuria Arif Fa Dillah pada tahun 1947/1948 yang pada sebelumnya dipimpin Kuria H.Sutan Bardansyah tahun 1940, Belanda memilah-milah Ranah Nata menjadi beberapa Datuk dalam arti kata Kepala Kampung. Sepanjang jangkauan penelitian bahwa Datuk- datuk yang berku asa di ulayatnya masing- masing antara lain yaitu ;
1. Datuk Aceh di Jambuoh Aceh (sekarang Pasar V dan VI Natal).
2. Datuk Rao di Jambuoh Rao. (sekarang Kelurahan Pasar I, II , Desa Pasar III Natal dan Setia Karya).
3. Datuk Pangulu Kawa di Palak Taleh (sekarang Desa Kampung Sawah).
4. Datuk Panjang Gala di Balimbieng (sekarang Desa Balimbing dan Patiluban Mudik)


3

5. Datuk Bandaro Sati di Padanglawe (sekarang Desa Patiluban Hilir).
6. Datuk Mudo di Jambu ( sekarang Desa Bonda Kase).
7. Datuk Rangkayo di Patiluban.
8. Datuk Ambosa Buang Sakti di Bintungan Bejangkar (Kecamatan Batahan).
9. Datuk Sotu Bukik di Kampung Godang (Kecamatan Batahan).
10. Datuk Parhimpunan St.Mangatimbuong Dilauiktan di Kampung Kapeh (Kecamatan Batahan).
11. Datuk Malompa di Lubuok Suntieng(Kecamatan Batahan), dan
12. Datuk Manuncang di Singiang (Kecamatan Batahan).

Kemudian orang Belanda menjadikan Ranah Nata beberapa Week yaitu ;

1. Wek I yaitu Kelurahan Pasar I Natal dengan Kepala Week Bapak Dt. Syaifuddin Batubara.
2. Wek II yaitu Kelurahan Pasar II Natal dengan Kepala Week Bapak Dt.Amir Husin.
3. Wek III yaitu Desa Pasar III Natal dengan Kepala Week Bapak Aplus.
4. Wek IV yaitu Setia Karya Natal dengan Kelapa Week Bapak Azhar, dan
5. Wek V yaitu Desa Pasar V Natal dengan Kepala Week Bapak Basman Jambak.
Setelah Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam Kemerdekaan tgl.17 Agustus 1945, pada waktu itu Ranah Nata menjadi Kedewanan yang dipimpin oleh Kuria-kuria yaitu Bapak Tuanku Mudo Hidayatsyah, Bapak H,Sutan Bardansyah dan Bapak H.Sutan Chaidir.


4

Selanjutnya Ranah Nata menjadi Kecamatan yang dipimpim oleh Bapak H.Syariful Alamsyah tahun 1946, Bapak H.Sutan Bardansyah tahun 1948 – 1953, maka Week atau Kepala Kampung diganti dengan Kepala Desa .

Pada tahun 1964, setelah wafatnya Bapak Datuk Ugok Syaifuddin Batubara yang menjabat Kepala Kampung Pasar I Natal, digantikan oleh Bapak Datuk Zainal Husin yang merangkap sebagai Kepala Suku Rao. Kemudian pada tahun 1970, jabatan Kepala Desa dipegang oleh Bapak Datuk Khairul Amin hingga tahun 1975. Tahun 1975 merupakan masa peralihan Desa Pasar I Natal menjadi Kelurahan Pasar I Natal dengan pengangkatan Lurah Bapak Syahril Hasan yang merupakan Lurah Pertama di Kelurahan Pasar I Natal. Sekitar tahun 1980, Bapak Misdar diangkat menjadi Lurah kedua menggantikan oknum Lurah Syahril Hasan yang wafat hingga pension nya pada tahun 2010 yang baru lalu. Akhirnya, pada awal tahun 2011 ini, Lurah Pasar I Natal dijabat oleh Bapak Amrin hingga sekarang.
Kelurahan Pasar I Natal berpenduduk ……. jiwa dengan luas wilayah….. KM persegi yang berwatas sebelah ;
- Barat berwatas dengan jalan Sutan Syahrir, jalan Multatuli dan jalan Pelabuhan, Kelurahan Pasar II Natal.
- Timur berwatas dengan Drs.HA Parwis Nasution SH sepanjang parit Anak Ayie Cama, Desa Pasar III Natal.
- Utara berwatas dengan Sungai Karan Desa Panggautan.
- Selatan berwatas dengan Sungai Batang Natal, Desa Pasar V Natal.



5

Adapun banguan-bangunan Pemerintah atau lainnya yang terdapat di Kelurahan Pasar I Natal antara lain sbb.;
1. Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Natal di Tanah Lapang.
2. Rumah Dinas Kapolsek Natal di Tanah Lapang.
3. Rumah Kontler Multatuli di Tanah Lapang.
4. Sekolah Polisi Pertama Sumatera Utara ( kini SDN No.142704 Natal).
5. Sumur Multatuli di Tanah Lapang.
6. Brand Kas Jepang di Tanah Lapang.
7. Rumah Gadang Pokok Aru di Pokok Aru.
8. Bank BRI Unit Natal di Pokok Aru.
9. Masjid Hajjah Fathimah di Simpang Ampek.
10. Bank Sumut Unit Natal di Simpang Ampek.
11. SMP Negeri 1 Natal di Simungkuk.
12. Sekolah Dasar Negeri No.142705 Natal di Simungkuk
13. Masjid Al- Amin di Simungkuk, Kampung Keramat.
14. Makam Syekh H.Abdul Fattah Sinantiku di Tampat, Pincuran Dewa.
15. Stasion Relay TVRI di Bukik Simungkuk.
16. Stasiun Pemantar Telkomsel di Bukik Simungkuk.
17. Stasiun Pemancar Indosat di Bukik Simungkuk.
18. Kantor Pengadilan Negeri Padangsidimpuan di Natal, Bukik Simungkuk.
Demikianlah Sejarah Kelurahan Pasar I Natal Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal diperbuat untuk dapat dimaklumi adanya.
Catatan :
Lampiran : Peta Kelurahan Pasar I Natal dalam Ulayat Jambuoh Rao.

Oleh : Shaff Ra Alisyahbana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar