Laman

Minggu, 27 Februari 2011

MASA,FAKTA & RIWAYAT ( SAFARI )


SAFARI
MASA  ,FAKTA DAN RIWAYAT
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana
JIRAT MALAKO :
Terdapat diseberang Gugung Perlak Talas Kampung Sawah Kecamatan Nata. Disini banyak terdapat makam dan diantaranya :
1.       Makam Datuk Imam , Raja pertama Kerajaan Ranah Nata ( Malako ).
2.      Makam Pangeran Indra Sutan , Raja pertama Kerajaan Linggobayu
3.      Makam Datuk Basya nan Tuo, Raja kedua Kerajaan Ranah Nata.
4.      Teuku Umar Hasyim asal Aceh

SUMUR BATU :
Terdapat di Banjar Aceh Perlak Talas Kampung Sawah Kecamatan Natal. Disini terdapat 3 buah sumur batu yang digali oleh Syekh Abdul Fattah Mardia yang kelahiran disitu sebagai penampung (besar), tempat wudhu’ (kodak) dan dibawahnya tempat mandi. Sumur penampung dihuni oleh Kura kura tunggal dan beberapa ikan tawar. Dahulu, tempat ini dikeramatkan dan tempat memasang dan membayar niat dan ramai dikunjungi pada Hari Raya Puasa 6 ( 7 Syawal ).

TUGU PROKLAMASI KEMERDEKAAN R.I
Terdapat disebelah Barat lapangan Merdeka Natal disamping meriam Stamford Rafles yang didirkan pada tahun 1945. Ketika terdengar berita Kemerde kaan RI, BS Farmansyah Sutan Botok menaikkan bendera Merah Putih , lalu ditembak oleh seorang serdadu Jepang yang berasal dari Ambon

KUALO TUO :
Terdapat di Jambuo Aceh Desa Pasar VI Natal sebagai batas dengan Kerajaan Sinunukan. Kuala ini tempat masuknya Biduk Tambangan (Ajung) rombongan Datuk Imam dari Air Bangis dan Pangeran Indra Sutan dari Indopuro pada awal abad ke – 17.

BUKIK COKONG SIMPANG AMPEK  :
Terdapat di Bukik Simungkuk, Simpang Ampek Kecamatan Natal yaitu makam Lie Moo Kim. Makam lain adalah di Bukik Cokong di Pasar Kabun yaitu makam Keluarga Besar Sho Kim Liong, Sho Kantin Ho ( Abdul Hafiz ). Dll.
TAMPAT PINCURAN DEWA :
Terdapat di Tampat Pincuran Dewa , Bukik Simungkuk Kecamatan Natal, sekitar 300 meter dari Jembatan Karan. Disini terdapat makam Ula ma Ranah Nata seperti Syekh Abdul Fattah Sinantiku, Syekh Abdul Rauf Sinantiku dan Syekh Alwi. Orangtua mereka Si Jebak Rajo Barat yang berasal dari Payakumbuh masuk ke Ranah Nata melalui Muara Karan. Pada tahun 1985, terjadi musibah besar atas hilangnya sepasang siswa SMPN 1 Natal di hari kedua Ebtanas (Suyono-Suyati ) ,warga Transmigrasi Sikarakara.

BENTENG PORTUGIS :
Terdapat di Pasar Benteng, pinggir sungai Batang Nata, satu-satunya benteng yang tinggal dari beberapa benteng karena telah masuk kedalam sungai Batang Nata. Bangunan ini tinggal sebagi an lagi karena dijadikan perumahan penduduk atau gudang ikan. Perlu diadakan rehabilitasi atau pemugaran agar tidak punah ditelan masa.

BENTENG JEPANG :
Terdapat di tepi pantai yang kini hampir tengge lam ditelan masa. Benteng ini diperkirakan di bangun tahun 1942 (masuknya Jepang ke Ranah Nata). Benteng sejenis ini juga terdapat di pinggir pantai Pasa Jirak , dekat Jembatan Karan dan di Sawah Niru Kecamatan Natal. Sebagian sudah hancur ditelan perumahan penduduk dan masuk sungai Batang Nata.

TANGSI HITAM :
Terdapat di pinggir lapangan Merdeka Natal , sebelah Utara , tetapi kini sudah dirobah bangu nannya dan menjadi Rumah Tahanan ( Rutan ). Tangsi Hitam di bangun oleh Belanda pada tahun 1864 oleh Kontler WB Devidson.
Catatan : Artikel WC Terpanjang dalam buku Indonesiana Majalah Tempo.

MERIAM TUANKU RANAH NATA :
Terdapat di rumah kediaman Bapak Sutan Dur Muhayatsyah yang diperkirakan adalan meriam Tuanku Sutan Hiodayatsyah atau Tuanku Sutan Muhammad Nata.

KUBUR MADAM :
Terdapat di Simpang Badayuik, bekas perumahan Hulubalang Raja. Sekarang telah hancur dan men jadi Kantor PRPTE Disbun. Disini ditemukan pa pan nama Yohanna Petronella (1866), Pieter Meijer dan Pieter Leonard (1874 ) dan Mont Evens (1878).Dibongkar pada tanggal 27 Januari 1992 ,gara-gara adanya mimpi Porkas/ SDSB.

PAGAR BESI :
Terdapat di Bukik Lansano, lembah Bukik Bande ra Kecamatan Natal. Disini bermakam Syekh Abdul Malik Baleo Nata yang merambakkan Agama Islam ke Mandailing sampai ke Dalu-dalu.

BRAND KAS JEPANG :
Terdapat dimuka bangunan Sekolah Polisi I Sumatera Utara yang kini menjadi SDN No.142704 Natal. Brand Kas ini dibongkar pada tahun 1965 dan disitu banyak terdapat mata uang Jepang seperti gambar pisang dll.

MERIAM STAMFORD RAFFLES :
Terdapat di samping Tugu Proklamasi yang mengarah ke Ujung Rakat. Benteng ini dibangun tahun 1818 , sewaktu Stamford Raffles tiba di Ranah Nata.

SEKOLAH POLISI PERTAMA SUM.UTARA :
Salah satu bangunan arsitek Belanda yang sampai saat ini masih kuat , tapi atapnya sudah diganti dengan seng yang baru

SURAT TAMBAK
Terdapat di Pasar Tambak Ranah Nata yang kini bernama Masjid Al – Fattah Ranah Nata. Masjid ini didirikan oleh Syekh Alwi bersama Syekh Abd. Rauf dan Syekh Abd.Fattah Sinantiku. Tabek Surat Tambak adalah tempat keramasnya si Pamaga, Dukun yg masuk Islam via Syekh Abd.Fattah

RUMAH GADANG SINGKUANG
Rumah Kerajaan Singkuang terdapat disamping Masjid Kerajaan Singkuang yang telah diperbaharui, sebab yang aslinya sudah musnah dan berlokasi di tanah lapang Singkuang. Dari Rumah Gadang yang pertama yang terbuat dari tiang gading gajah dan sandi ikan paus itu dipindahkan oleh Raja Jasi Murung dan dibangunkan ke Rumah Gadang yang sekarang serta Masjid Kerajaan’

MAKAM RAJA SINGKUANG
Makam ini terdapat di kawasan pekuburan tanah wakaf yang sekarang masih terpelihara,walaupun sebagian sudah hancur. Diantaranya yang masih dapat terbaca adalah makam Raja Merangkat ,Jasa Murung dan Jandi Mora.

MASJID KERAJAAN SINGKUANG
Terdapat disamping Rumah Gadang Singkuang. Disampingnya terdapat sebuah makam panjang, tetapi tidak ada yang mengetahui siapa nama yang bermakam disitu.

MAKAM ULAMA BERANTAI.
Makam seorang Ulama terkemuka (besar kemungkinan makam Guru Habib Daulay) terdapat di kawasan Makam Kerajaan Singkuang.

BANGUNAN GAYA BELANDA :
Terdapat di Bukik Tanah Badagun Simpang Ampek dan di Pasar Kabun Ranah Nata. Rumah peninggalan Marah Salim , kini tinggal tanpa penghuni. Rumah peninggalan Mukti dihuni oleh zuriatnya.

MAHKOTA PENGANTIN ( CABANG ) :
Cabang adalah merupakan fakta Sejarah dimana Canag ini diriru dari topi Portugis,tapi mempu nyai beberapa unsur sejarah dimana terdiri dari tiga bagian yang berbentuk kuncup Melati yang melambangkan Tungku Tigo Sajarangan atau Tali Bapilin Tigo yang melambangkan 3 Raja di Ranah Nata yaitu Raja Adat ( Tuanku ), Raja Ibadat           ( Ulama ) dan Raja Alim ( Pemerintah/Umara ) yang dibuat dimasa Permaisuri Puti Junjung.

SANGGUO GADANG :
Mahkota Pengantin Anakdaro Ranah Nata ini terdiri dari tujuh tajuk yang mengisyaratkan bahwa Anakdaro adalah pelambang Bundo Kanduong yang harus mempunyai Tujuh Sifat.

CAP RAJA RANAH NATA  :
Terdapat dirumah kediaman Bapak Zumkhasri atau di Linggabayu Ranah Nata yaitu cap Tuanku Sembah Alam Marahimpun di Kerajaan Lingga Bayu.

BONGKAH  EMAS  :
Salah satu yang dicari oleh para saudagar Ero pah, Asia di Ranah Nata yang terkenal dengan lokasi Tambang Beramuk Ranah Nata yaitu tempat menggore emas sehingga terjadi perkelahi an dengan mengamuk.

KANTOR ASISTEN WEDANA
Bangunan ini sekarang tidak ada lagi dan telah berganti dengan Kantor Telekomunikasi Natal dengan arsitek terbaru. Mulai dari H.Syariful Alamsyah (1946 ) s.d. Hakimil Nasution BA (1978) Aswed berkantor disini.

BATANG MAHONI :
Terdapat di sekeliling lapangan Merdeka Natal sampai ke Jembatan Ayie Cama. Sebagian telah hancur ditelan zaman dan sebagian ditebang oleh orang yang melupakan Sejarah. Penebangan tera khir pada hari Minggu tgl. 15 April  2007

RUMAH NAN GADANG.
Rumah Gadang sebenarnya terdapat di Padang Malako dan Kampung Bukik, tetapi sekarang hanya tinggal puing-puing sandi dan pecahan keramik yang tertimbun di dalam tanah. Di sungai Batang Nata, pernah dijumapi ceret besi oleh penduduk Perlak Talas Kampung Sawah , tapi sekarang sudah raib tak tentu rimbanya.
Rumah Gadang yang asli

MADRASAH SOEBOELOEL CHAER ;
Madrasah Soeboeloel Chaer ini di dirikan pada tahun 1921 yang dikepalai oleh Sutan Chalifah. Madrasah ini bina oleh perkumpulan Djamijatul Chairijah yang diketuai oleh Tuanku Mudo. Madrasah ini berganti nama Budi Bahagia dan kemudian Madrasah Raudlatul Ilmiyah yang merupakan cikal bakal Muhammadiyah Cabang Natal. Sekarang bernama Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 20 Natal

JEMBATAN ACEH – RAO.
Jembatan ini berada di Kampung Solok, didepan Masjid Lama yang menyeberang ke Pasie Jaruju yang menghubungkan Jambuoh Aceh (Seberang) dengan Jambuoh Rao(Pusat Pasar Ranah Nata). Jembatan ini kemudian diterjang banjir Galodo yang akhirnya roboh dan sampai kini tetap sunyi senyap tanpa kelanjutan pembangunannya

MUARO KARAN :
Tempat ini mempunyai sejarah yaitu disinilah du lu masuknya Si Jebak Rajo Barat dan Sinantiku (orangtua Syekh Abd.Fattah) mendarat dari Tiku dan Payakumbuh.
Tempat ini juga disebut Muaro Susu untuk mengenang sepasang siswa SMP Negeri Natal yg terbenam dimuara ketika melintasinya disebab kan jembatan Karan runtuh. Suyono dan Suyati, warga Transmigrasi Sikarakara ketika hari kedua Ebtanas 1985.

PONDOK ULAR
Tempat ini adalah sejarah terbaru dimana se orang Putra Malako memberanikan diri membu ka tanah ulayat nenek moyangnya kawasan sebu ah perusahaan yang lahannya topang tindih. Di pondok ini dia bermukim dengan memelihara se ekor yang datang kesitu dengan peliharaan ayam putih sesuai dengan mimpi yang datang dari Jirat Malako Labuohan Ajuong – Kampung Sawah. Pondok ini dinamakan ULAR adalah singkatan dari Urusan Lancar bila Ada Rupiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar